Pengumunan pemerintah terkait batas pembuatan E-KTP cukup membuat warga cemas. Sehingga permohonan untuk mencetak KTP elektronik itu membludak di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Bojonegoro dan pembuatannya molor. Sehingga hal ini dikeluhkan banyak kalangan, khususnya pencari kerja baru.
Salah satu pemohon
E-KTP dari Desa Bendo, Kecamatan Kapas, Misbahul Munir (18), adalah salah
satunya. Lulusan salah satu sekolah kejuruan itu mengatakan butuh KTP
secepatnya untuk melamar pekerjaan. Dia mengaku baru saja menolak interview
kerja di Gresik karena menunggu E-KTP jadi.
"Maunya segera bisa masukkan lamaran pekerjaan yang lain. Dan rata-rata lowongan kerja itu pemberkasannya butuh KTP. Untuk saat ini kita menunggu proses cetaknya jadi saja," ujar Munir.
"Maunya segera bisa masukkan lamaran pekerjaan yang lain. Dan rata-rata lowongan kerja itu pemberkasannya butuh KTP. Untuk saat ini kita menunggu proses cetaknya jadi saja," ujar Munir.
Hal senada juga
disampaikan oleh pemohon E-KTP lain dari Desa Sugihan, Kecamatan Temayang, Tya
Evita (29). Perempuan berambut lurus itu merasa keberatan dengan antrean dan
juga proses cetak yang butuh waktu selama 2 minggu. Dia juga menghkawatirkan
jika tidak dapat selesai selama 2 minggu karena kendala teknis seperti jaringan
komputer dan internet.
"Yang paling
terasa terutama dari segi jarak. Lumayan juga menempuh perjalanan dari Temayang
ke kantor sini," ucapnya lirih.
Sebelumnya, Kepala
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Bojonegoro, Suhono,
mengatakan, menjelang akhir bulan September ini ada peningkatan permohonan
E-KTP. Pada hari-hari biasa tiap mencetak sekitar 300 E-KTP. Namun sekarang
permohonan E-KTP bisa sebanyak 400 buah. (rul/kik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar